Price Menara, gedung pencakar langit karya Frank Lloyd Wright dikabarkan hendak dijual US$ 1, 4 juta ataupun setara dengan Rp 22 miliyar( Kurs Rp 16. 175). Pihak yang beruntung mempunyai mahakarya Wright ini merupakan McFarlin Building Company, pengembang properti yang berbasis di Tulsa.
Bangunan yang terdiri dari langit 19 lantai ini, lebih dahulu dikelola oleh industri Copper Tree Group, yang dipunyai oleh Cynthia Blanchard semenjak 2023 kemudian. Tetapi, mereka hadapi permasalahan keuangan sehingga mereka terpaksa menjualnya.
Dikutip The Art Newspaper, Copper Tree Group berjumpa dengan McFarlin pada Mei 2024. Tetapi, seketika Copper Tree Group bermain curang, gedung tersebut ditemui di platform lelang real estat komersial digital hendak dilelang dengan harga lebih besar ialah dekat US$ 600 ribu sampai US$ 6, 2 juta ataupun Rp 9, 7 miliyar sampai Rp 100 miliyar.
Aksi illegal ini juga menyulut McFarlin Building Company. Mereka mengajukan tuntutan penjualan Price Menara diboikot ataupun dihentikan. Walhasil, gedung terpaksa ditutup pada Agustus 2024 kemudian.
Dalam laporan Artnet diucap kalau McFarlin Building Company menuntut sebagian perihal yang wajib diperbaiki. Awal, dalam kontrak penjualan diucap Price Menara wajib dijual bersama dengan seluruh peralatan serta perlengkapannya. Tetapi, terdengar berita kalau Copper Tree Group sudah menjual beberapa barang tersebut buat menghindari PHK karyawan.
Perihal ini pula telah dipermasalahkan oleh Frank Lloyd Wright Building Conservancy, organisasi yang melindungi peninggalan karya Frank Lloyd Wright. Mereka mengklaim kalau sebagian perlengkapan serta perabotan yang dirancang Wright di dalam gedung tersebut ialah kepunyaan mereka.
Hak klaim ini terbuat pada tahun 2011 antara Frank Lloyd Wright Building Conservancy dengan lembaga nirlaba yang lebih dahulu mengelola gedung tersebut. Tetapi, dari pihak Copper Tree Group melaporkan hak klaim tersebut sudah” dihapus” dalam kontrak mereka dengan owner lebih dahulu sebab tidak menandatangani hak kepunyaan tersebut.
Perlengkapan serta perabotan yang diartikan di mari merupakan papan petunjuk, panel relief tembaga arsitektur, meja tembaga, sampai sofa.
Penjualan perlengkapan serta perabotan asli karya Wright dilarang bersumber pada syarat hak pelestarian Frank Lloyd Wright Building Conservancy buat Price Menara. Oleh sebab itu pihak Wright menggugat Copper Tree Group serta memohon hasil penjualan tersebut dikembalikan.
Permasalahan kedua merupakan menimpa utang yang dipunyai Copper Tree Group. Sampai Januari, diperkirakan industri tersebut mempunyai utang dekat US$ 2 juta ataupun Rp 32 miliyar, tercantum pinjaman sebesar US$ 600. 000 ataupun Rp 9, 7 miliyar dari seseorang pengusaha lokal serta pinjaman sebesar US$ 200. 000 ataupun Rp 3, 2 miliyar dari orang- orang terdekat Blanchard serta anggota komunitas Bartlesville.
” Aku tidak ketahui apa yang tersisa sehabis US$ 1, 4 juta itu. Duit yang tersisa hendak ditaruh di dana majelis hukum hingga penggugat, seluruh hak gadai, serta pembebanan dilunasi,” kata Russell Vaclaw, seseorang hakim Washington County semacam dilansir Sabtu( 25/ 1/ 2025).
Copper Tree Group sudah dinyatakan bangkrut semenjak 23 Januari 2025. Tetapi, ini tidaklah suatu penyelesaian sebab pailitnya industri tersebut mempersulit proses hukum ke depannya atas dana yang dibayarkan buat Price Menara serta bayaran operasinya.
Di luar permasalahan penjualan soal Price Menara, sesungguhnya terdapat permasalahan yang wajib lekas diatasi. Gedung yang sudah ditutup semenjak Agustus ini tidak lagi dialiri listrik. Dikala masa dingin yang tengah berlangsung di Amerika, temperatur rendah dapat merangsang kehancuran pada bangunan.
+ There are no comments
Add yours