BERITA TERBARU HARI INI – Bacaan Doa Datang Haid, Amalan dan Panduan Lengkap untuk Muslimah. Setiap muslimah pasti mengalami siklus bulanan yang merupakan kodrat dari Allah SWT. Dalam menghadapi datangnya haid, terdapat berbagai amalan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah membaca doa datang haid yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Memahami dan mengamalkan doa datang haid menjadi bagian penting dari ibadah seorang muslimah dalam menjalani masa haidnya dengan penuh keberkahan.
Membaca doa datang haid merupakan salah satu bentuk dzikir dan pengingat akan kebesaran Allah SWT. Meskipun dalam kondisi haid seorang muslimah memiliki beberapa batasan dalam beribadah, namun dengan mengamalkan doa datang haid, ia tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Doa ini menjadi sarana untuk tetap mendapatkan pahala dan keberkahan selama masa haid.
Bagi setiap muslimah, memahami bacaan doa datang haid beserta maknanya sangatlah penting. Selain sebagai bentuk ibadah, membaca doa datang haid juga bisa menjadi pengingat bahwa kondisi haid adalah anugerah dari Allah SWT yang perlu disyukuri.
Mari kita pelajari lebih lanjut tentang berbagai aspek seputar doa dan amalan selama masa haid, yang telah Liputan6.com rangkum pada Sabtu (30/11).
Bacaan Doa Ketika Datang Haid
Allah SWT telah mengajarkan kepada kita berbagai doa untuk setiap kondisi, termasuk ketika datang haid. Berikut adalah bacaan doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika pertama kali mendapati haid:
الْحَمْدُللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
Latin: “Alhamdulillah ala kulli halin wa astaghfurullaha min kulli dzanbin”
Artinya: “Segala puji bagi Allah atas segala perkara, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas segenap dosa.”
Doa ini mengandung makna yang sangat dalam, yaitu bentuk syukur atas segala ketentuan Allah SWT dan permohonan ampunan. Dalam kondisi haid, seorang muslimah tetap bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui doa ini, meskipun ada beberapa ibadah yang tidak bisa dilakukan.
Amalan yang Bisa Dilakukan Selama Haid
Meskipun dalam kondisi haid terdapat beberapa ibadah yang tidak bisa dilakukan, namun masih banyak amalan bermanfaat yang bisa dikerjakan, di antaranya:
1. Mencari Ilmu
Mencari ilmu merupakan ibadah yang tidak terputus meskipun sedang haid. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami:
تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ فَإِنَّ تَعَلُّمَهُ لِلهِ خَشْيَةٌ، وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ، وَمدَارَسَتَهُ تَسْبِيحٌ، وَالْبَحْثُ عَنْهُ جِهَادٌ
Artinya: “Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu karena Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad.”
2. Berdzikir dan Berdoa
Dzikir dan doa adalah amalan yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa orang yang berdzikir dan yang tidak seperti perbedaan antara orang yang hidup dan yang mati.
3. Kegiatan Sosial
Berbagai kegiatan sosial dapat dilakukan selama masa haid, seperti:
- Membantu sesama
- Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
- Mengajarkan ilmu yang bermanfaat
- Berbagi dengan kaum dhuafa
- Membersihkan lingkungan
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Selama Haid
Dalam masa haid, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan syariat Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 222:
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَۚ
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Itu adalah suatu kotoran.’ Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci.”
Larangan-Larangan Selama Masa Haid
Dalam syariat Islam, terdapat beberapa larangan yang perlu diperhatikan oleh muslimah selama masa haid. Pemahaman akan hal ini sangat penting untuk memastikan ibadah yang dilakukan sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
1. Larangan Melaksanakan Shalat
Para ulama telah bersepakat bahwa wanita yang sedang haid dilarang melaksanakan shalat, baik shalat wajib maupun shalat sunnah. Yang membedakannya dengan puasa adalah tidak adanya kewajiban untuk mengqadha atau mengganti shalat yang ditinggalkan selama masa haid. Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah ra:
أحَرُوْرِيةٌ أنْتِ ؟ كَانَ يُصِيْبُنَا ذَلِكَ ، فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ ، وَلاَ نؤْمرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
Artinya: “Apakah engkau wanita Haruriyyah (berfaham khawarij)? Dahulu kami mengalami haid di tengah-tengah masa Nabi namun beliau tidak memerintahkan kami untuk mengganti shalat.”
2. Larangan Berpuasa
Berbeda dengan shalat, untuk ibadah puasa, wanita yang sedang haid memang dilarang berpuasa namun wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
كَانَ يُصِيْبُنَا ذَلِكَ ، فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ ، وَلاَ نؤْمرُ بِقَضَاءِ الصَّلَاةِ
Artinya: “Dahulu kami mengalami haid. Kami diperintahkan mengganti puasa dan tidak diperintah mengganti shalat.”
3. Larangan Tawaf
Larangan melaksanakan tawaf bagi wanita haid dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
اِفْعَلِي مَا يَفْعَلُ اَلْحَاجُّ, غَيْرَ أَنْ لَا تَطُوفِي بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِي
Artinya: “Lakukanlah amalan seperti yang dilakukan orang yang berhaji kecuali tawaf di ka’bah sampai engkau suci.”
+ There are no comments
Add yours